08 Desember 2007

HAJI, apa sesungguhnya arti haji itu ?

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman sekali menunaikan ibadah haji, atau bahkan beberapa kali bagi sebagian orang....?
Yang perlu dipertanyakan pertama kali mungkin adalah apa sesungguhnya arti haji itu ?

Hakikatnya ritual haji adalah evolusi manusia menuju Allah SWT, atau bisa dikatakan bahwa Haji adalah seperti drama simbolik dari filsafat penciptaan Adam.
Atau dalam makna lain, ibadah haji memuat kandungan objektif dari segala yang relevan dengan filsafat penciptaan tersebut, yang dipertunjukkan dalam alur gerak yang simultan, seperti ; drama penciptaan, drama sejarah, drama keesaan, drama ideologi Islam, dan drama ummah.

Dalam drama simbolik itu, yang bertindak sebagai sutradara adalah Allah SWT. Tema yang diproyeksikan adalah aksi (movement), dengan tokoh-tokoh utamanya Adam, Ibrahim, Hajar, dan iblis. Panorama-panoramanya adalah Masjidil Haram, Tanah Suci, Mas'a, Arafah, Mahsyar, dan Mina; simbol-simbol lainnya adalah Kabah, Shafa, dan Marwa, siang dan malam, terbit dan terbenamnya matahari, berhala-berhala dan pengorbanan; pakaian dan perhiasannya adalah ihram, halq, dan taqshir. Kemudian siapa aktor utamanya..?
Inilah yang luar biasa, aktornya adalah ANDA SENDIRI.

Dan anda pulalah yang memainkan semua peran, sebagai Adam, Ibrahim, sekaligus Hajar dalam konfrontasi dua kubu antara "Allah SWT dengan iblis". Di situ hanya ada sesosok "pahlawan" - itulah kemanusiaan. Tidak peduli apakah anda seorang lelaki atau perempuan, tua atau muda, berkulit hitam atau putih, anda adalah pelaku utama "drama kolosal" ini.

Setiap tahun kaum muslim dari pelbagai pelosok bumi diajak untuk ambil bagian dalam "drama kolosal" besar ini (haji). Setiap orang di antara mereka sama. Tidak ada diskriminasi rasial, gender ataupun hirarki sosial. SEMUA ADALAH SATU DAN SATU ADALAH SEMUA.

Siapa yang menyelamatkan jiwa seorang manusia, sesungguhnya ia telah menyelamatkan hidup semua manusia. Siapa yang menghabisi jiwa seorang manusia, sesungguhnya ia telah memusnahkan semua manusia.

Tetapi musuh-musuh Islam terus melancarkan propanganda dengan motif pembunuhan karakter bahwa Islam tidak mengakui manusia sebagai individu yang memliki hak serta nilai tertentu; adapun ibadah haji tak lain dan tak bukan hanya sekedar kewajiban seperti yang lainnya. Signifikansi pesannya pun teramat kecil.

Ya, pelajaran apa yang bisa dipetik oleh orang "kecil" seperti kita ini dari penunaian ibadah haji yang memiliki arti sedemikian "besar" itu?
Dan, lebih dari itu, peristiwa kemanusiaan apa yang bisa kita refleksikan dari pengalaman itu?

Hanya kita sendiri yang bisa menjawab pertanyaan itu, tentunya bila kita sudah menunaikan ibadah haji dengan mengikuti tata cara haji dan segala persyaratan lainnya. Masing-masing pribadi tentu akan merasakan pengalaman yang berbeda satu sama lainnya.
Wallahu 'alam bishawab.



Powered by ScribeFire.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda........

Jadwal Sholat

Pondok Pesantren Al-Falak

Pondok Pesantren Al-Falak terletak di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Pondok Pesantren Al-Falak telah berdiri sejak tahun 1901 (atau mungkin sebelum itu...?) oleh Almaghfurlah KH.Tb.Muhammad Falak Abbas atau biasa dikenal dengan Abah Falak.
Karena pada saat itu, berdirinya sebuah pesantren selalu seiring dengan seorang tokoh ulama yang mulai berdakwah di daerah tempatnya tinggal dan sekitarnya.

Sedangkan menurut sejarah keluarga, bahwa KH.Tb.Muhammad Falak Abbas hijrah dari Sabi, Pandeglang ke Pagentongan pada tahun 1878 dan kemudian bermukim di Pagentongan ini.
Selanjutnya Abah Falak menikah dengan seorang putri Pagentongan yang bernama Siti Fatmah dan mempunyai seorang putra tunggal yang bernama Tb.Muhammad Thohir Falak yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Aceng.

Pada hari Rabu tanggal 8 Jumadil 'Akhir 1392 / 19 Juli 1972, Abah Falak berpulang ke Rahmatullah di usianya yang ke 130 tahun. Beliau di makamkan di belakang rumahnya, dan kini menjadi Pemakaman Bani Falak.
Sedangkan Bapak Aceng menyusul berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1976.
Pada tahun 1996, menyusul lagi putranya Bapak Aceng yaitu Almaghfurlah KH.Tb.Atung Zaini Dahlan, yang sangat memperhatikan keberadaan pondok pesantren Al-Falak.

Sekarang Pondok Pesantren Al-Falak dikelola oleh buyutnya (generasi IV) Abah Falak yang tinggal di Pagentongan, dan Pondok Pesantren Al-Falak tetap konsisten untuk membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang sangat islami, insya Allah.

ANTARA - Nasional