Muroqobah ( merasakan kesertaan ALLAH ) Merasakan keagungan ALLAH AZZA WA JALLA di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-NYA di kala sepi ataupun ramai.
"Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud " ( Asy-Syura :218-219 )
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan dan di saat mengerjakannnya, hendaklah seorang mukmin memeriksa dirinya... Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannnya di maksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari popularitas, ataukah karena dorongan ridha ALLAH dan mengendaki pahala-NYA.
Jika benar-benar karena ridha ALLAH, ia akan melaksanakannnya meskipun hawa nafsunya tidak setuju dan ingin meninggalkannya. Kemudian ia menguatkan niat dan tekad untuk melangsungkan ketaatan kepada-NYA dengan keikhlasan sepenuhnya dan semata-mata demi mencari ridha ALLAH.
Itulah hakikat ikhlas. Membebaskan diri dari penyakit nifaq dan riya'....Imam Hasan al-Bashri ( semoga ALLAH merhmati beliau ) berkata:
"Semoga ALLAH mencurahkan rahmat-NYA kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena ALLAH maka dilaksanakannnya tetapi jika sebaliknya maka di tingggalkannnya"
-Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepada-NYA
-Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat,penyesalan dan meninggalkannya secara total
-Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap ALLAH dan bersyukur atas segala nikmat-NYA
-Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan ALLAH serta memohon pertolongan-NYA dengan penuh kesabaran.
Jika kita telah muroqobah kepada ALLAH AZZA WA JALLA dengan tingkat muroqobah yang di sebutkan itu, kemudian kita bisa terus melaksanakannya maka tidak syak lagi bahwa kita telah meniti tangga menuju taqwa. Sudah menapaki jalan rohani. Dan akhirnya akan sampai ke derajat para muttaqin yang mulia.amiin ya ALLAH........
"Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud " ( Asy-Syura :218-219 )
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan dan di saat mengerjakannnya, hendaklah seorang mukmin memeriksa dirinya... Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannnya di maksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari popularitas, ataukah karena dorongan ridha ALLAH dan mengendaki pahala-NYA.
Jika benar-benar karena ridha ALLAH, ia akan melaksanakannnya meskipun hawa nafsunya tidak setuju dan ingin meninggalkannya. Kemudian ia menguatkan niat dan tekad untuk melangsungkan ketaatan kepada-NYA dengan keikhlasan sepenuhnya dan semata-mata demi mencari ridha ALLAH.
Itulah hakikat ikhlas. Membebaskan diri dari penyakit nifaq dan riya'....Imam Hasan al-Bashri ( semoga ALLAH merhmati beliau ) berkata:
"Semoga ALLAH mencurahkan rahmat-NYA kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena ALLAH maka dilaksanakannnya tetapi jika sebaliknya maka di tingggalkannnya"
-Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepada-NYA
-Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat,penyesalan dan meninggalkannya secara total
-Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap ALLAH dan bersyukur atas segala nikmat-NYA
-Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan ALLAH serta memohon pertolongan-NYA dengan penuh kesabaran.
Jika kita telah muroqobah kepada ALLAH AZZA WA JALLA dengan tingkat muroqobah yang di sebutkan itu, kemudian kita bisa terus melaksanakannya maka tidak syak lagi bahwa kita telah meniti tangga menuju taqwa. Sudah menapaki jalan rohani. Dan akhirnya akan sampai ke derajat para muttaqin yang mulia.amiin ya ALLAH........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda........