Melakukan perbuatan dengan tergesa-gesa seringkali hasilnya tidak maksimal, sehingga tidak dianjurkan untuk itu. Namun dalam hal beribadah, melakukan dengan ketergesaan hukumnya wajib. Di sini tidak berlaku pepatah ‘ketenangan adalah kebahagiaan dan ketergesaan adalah penyesalan’.
Ketergesaan dalam menjemput ampunan Allah dan berbuat baik kepada umat manusia justru merupakan sebuah kewajiban. Itulah sebabnya melaksanakan shalat diutamakan tepat pada waktunya.
Pada hakekatnya, umat Islam diwajibkan untuk menyambut ampunan, menyambut surga dan menyambut seruan Allah SWT dengan segera. Lebih cepat lebih baik. Jangan sampai kedatangan liang lahat lebih cepat daripada menyegerakan menjemput ampunan Allah. Kita akan menjadi orang yang celaka selamanya.
Tindakan yang menyegerakan menjemput ampunan Allah akan berujung pada kebahagiaan, kenikmatan tiada tara, dan kepuasan lahir batin. Hidup akan lebih tenang, karena merasa dilindungi oleh Allah SWT, dijauhkan dari beban yang memberatkan, dan disukai oleh sesama manusia. Ini akan membuat hidup seolah kekal selamanya.
Nabi Muhammad SAW juga menyerukan agar umatnya menyambut dengan gegap gempita setiap panggilan Allah SWT. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, nabi bersabda : Bersegeralah kalian dalam amal shalih karena akan terjadi fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, seorang laki-laki beriman di pagi hari, menjadi kafir di sore hari, dan seorang laki-laki beriman di sore hari, menjadi kafir di pagi hari, menjual agamanya dengan kekayaan dunia.
Seruan ini menunjukkan betapa pentingnya menyegerakan umat Islam untuk beramal shalih. Tidak harus menunggu usia bertambah. Saat ini pula kita berkewajiban melakukan kebaikan kepada sesama manusia, beribadah kepada Allah. Bersegera untuk bertaubat dari kemunkaran, juga merupakan keharusan. Jangan menunda untuk bertobat.
Jika hati nurani sudah memanggil kita untuk bertobat, segeralah mengambil air wudlu dan lakukan shalat. Mintalah kepada Allah petunjuk untuk tetap berada dalam kebenaran, tidak mudah tergelincir ke dalam kemunkaran lagi. Kisah seorang pemuda yang rela maju perang Uhud, untuk menjemput surga Allah, tentu bisa menjadi jawaban yang tegas bahwa menyegerakan berbuat untuk agama Allah tak akan ditunda oleh siapapun yang mengaku beriman dalam agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda........