13 Januari 2011

Jangan Tunda Jemput Ampunan Allah

Melakukan perbuatan dengan tergesa-gesa seringkali hasilnya tidak maksimal, sehingga tidak dianjurkan untuk itu. Namun dalam hal beribadah, melakukan dengan ketergesaan hukumnya wajib. Di sini tidak berlaku pepatah ‘ketenangan adalah kebahagiaan dan ketergesaan adalah penyesalan’.
Ketergesaan dalam menjemput ampunan Allah dan berbuat baik kepada umat manusia justru merupakan sebuah kewajiban. Itulah sebabnya melaksanakan shalat diutamakan tepat pada waktunya.
Pada hakekatnya, umat Islam diwajibkan untuk menyambut ampunan, menyambut surga dan menyambut seruan Allah SWT dengan segera. Lebih cepat lebih baik. Jangan sampai kedatangan liang lahat lebih cepat daripada menyegerakan menjemput ampunan Allah. Kita akan menjadi orang yang celaka selamanya.
Tindakan yang menyegerakan menjemput ampunan Allah akan berujung pada kebahagiaan, kenikmatan tiada tara, dan kepuasan lahir batin. Hidup akan lebih tenang, karena merasa dilindungi oleh Allah SWT, dijauhkan dari beban yang memberatkan, dan disukai oleh sesama manusia. Ini akan membuat hidup seolah kekal selamanya.
Nabi Muhammad SAW juga menyerukan agar umatnya menyambut dengan gegap gempita setiap panggilan Allah SWT. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah, nabi bersabda : Bersegeralah kalian dalam amal shalih karena akan terjadi fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, seorang laki-laki beriman di pagi hari, menjadi kafir di sore hari, dan seorang laki-laki beriman di sore hari, menjadi kafir di pagi hari, menjual agamanya dengan kekayaan dunia.
Seruan ini menunjukkan betapa pentingnya menyegerakan umat Islam untuk beramal shalih. Tidak harus menunggu usia bertambah. Saat ini pula kita berkewajiban melakukan kebaikan kepada sesama manusia, beribadah kepada Allah. Bersegera untuk bertaubat dari kemunkaran, juga merupakan keharusan. Jangan menunda untuk bertobat.
Jika hati nurani sudah memanggil kita untuk bertobat, segeralah mengambil air wudlu dan lakukan shalat. Mintalah kepada Allah petunjuk untuk tetap berada dalam kebenaran, tidak mudah tergelincir ke dalam kemunkaran lagi. Kisah seorang pemuda yang rela maju perang Uhud, untuk menjemput surga Allah, tentu bisa menjadi jawaban yang tegas bahwa menyegerakan berbuat untuk agama Allah tak akan ditunda oleh siapapun yang mengaku beriman dalam agama Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda........

Jadwal Sholat

Pondok Pesantren Al-Falak

Pondok Pesantren Al-Falak terletak di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Pondok Pesantren Al-Falak telah berdiri sejak tahun 1901 (atau mungkin sebelum itu...?) oleh Almaghfurlah KH.Tb.Muhammad Falak Abbas atau biasa dikenal dengan Abah Falak.
Karena pada saat itu, berdirinya sebuah pesantren selalu seiring dengan seorang tokoh ulama yang mulai berdakwah di daerah tempatnya tinggal dan sekitarnya.

Sedangkan menurut sejarah keluarga, bahwa KH.Tb.Muhammad Falak Abbas hijrah dari Sabi, Pandeglang ke Pagentongan pada tahun 1878 dan kemudian bermukim di Pagentongan ini.
Selanjutnya Abah Falak menikah dengan seorang putri Pagentongan yang bernama Siti Fatmah dan mempunyai seorang putra tunggal yang bernama Tb.Muhammad Thohir Falak yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Aceng.

Pada hari Rabu tanggal 8 Jumadil 'Akhir 1392 / 19 Juli 1972, Abah Falak berpulang ke Rahmatullah di usianya yang ke 130 tahun. Beliau di makamkan di belakang rumahnya, dan kini menjadi Pemakaman Bani Falak.
Sedangkan Bapak Aceng menyusul berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1976.
Pada tahun 1996, menyusul lagi putranya Bapak Aceng yaitu Almaghfurlah KH.Tb.Atung Zaini Dahlan, yang sangat memperhatikan keberadaan pondok pesantren Al-Falak.

Sekarang Pondok Pesantren Al-Falak dikelola oleh buyutnya (generasi IV) Abah Falak yang tinggal di Pagentongan, dan Pondok Pesantren Al-Falak tetap konsisten untuk membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang sangat islami, insya Allah.

ANTARA - Nasional