22 Februari 2009

Pelajar Semakin Liar

Kasus tawuran dan kekerasan di kalangan pelajar kian hari kian meningkat. Bukannya saya membela guru yang melakukan kekerasan terhadap pelajar, namun saya melihat bahwa sebagian kasus kekerasan guru terhadap anak didiknya yang duduk di bangku sekolah menengah atas sepertinya lebih dipicu oleh perilaku pelajar itu sendiri yang memang semakin menunjukkan keliarannya.

Bagaimana emosi para guru ini tidak terpancing melihat anak didiknya lebih senang membawa samurai dari pada pulpen dan penggaris? Berapa banyak pelajar yang memperhatikan pelajaran yang diberikan gurunya? Berapa banyak pelajar yang senang membaca buku pelajaran? Berapa banyak siswa yang taat beragama?

Pertanyaan terakhir ini perlu diperhatikan oleh setiap orangtua. Apakah anak Anda termasuk anak yang taat beragama? Jika tidak, maka berhati-hatilah! Karena anak Anda lebih membutuhkan agama dari pada pelajaran sekolah. Jika anak Anda tak lagi taat beragama, saya khawatir kalau saja anak Anda akan termasuk kepada pelajar-pelajar liar yang sebenarnya tak layak disebut pelajar. Pelajar hanya menjadi status saja. Tetapi kelakuan mereka bisa lebih parah daripada preman. Karena faktanya, memang ada pelajar-pelajar yang malah membuat kelompok pemalak dan mengganggu kenyamanan penumpang bus.

Kita juga telah menyaksikan berita di tanah air mengenai banyaknya kasus perkelahian antar pelajar bahkan antar pelajar puteri. Lagi-lagi, sinetron dan film di tanah air tak bisa dicoret dari daftar faktor penyebab munculnya kasus-kasus seperti itu. Karena memang sinetron di tanah air terus memperlihatkan kekerasan dan persaingan tak sehat antar pelajar, baik pelajar putera mau pun pelajar puteri.

Faktor lainnya, tetap klasik, yaitu kurangnya ilmu dan peran orangtua dalam mendidik dan memperhatikan anak. Walau ilmu parenting Islami terus disuarakan, namun tetap tak banyak mendapat tempat di hati para orangtua.

Pada akhirnya, anaklah yang menjadi korban, korban sinetron dan kurangnya ilmu serta perhatian orangtua. Sehingga anak bergaul dan berbuat tanpa arahan agama, tanpa perhatian orangtua. Orangtua baru tersentak ketika anaknya telah terjebak pada narkoba. Orangtua baru tersadar ketika puterinya mengandung di luar nikah. Jika sudah begitu, barulah orangtua menyesal karena tak ambil peduli terhadap perkataan orangtuanya dulu tentang pentingnya agama. Aturan dan norma agama yang diajarkan orangtuanya dulu dianggapnya kolot. Akhirnya, karena ia tak mau mengajarkan apa yang dianggapnya kolot itu, ia pun membiarkan anak-anaknya bergaul tanpa aturan agama. Hasilnya, puteranya terjebak narkoba, puterinya digauli bandar narkoba hingga mengandung di luar nikah.

Cobalah lihat anak-anak Anda! Bukankah mereka adalah anak-anak yang sangat lucu ketika masih balita dulu? Bukankah Anda begitu memperhatikan mereka? Mengapa perhatian Anda menjadi berkurang ketika mereka tak lagi seimut dulu? Akibatnya mereka tumbuh menjadi musuh Anda yang nyata. Bagaimana pun juga, mereka adalah anak-anak Anda yang selalu butuh kasih-sayang, perhatian dan juga arahan yang benar. Ajaran Islam adalah panduan praktis yang Anda butuhkan dalam mendidik mereka. Ajaran Islam merupakan paket komplit yang Anda butuhkan. Ajarkan Islam yang benar kepada mereka sebelum mereka aqil balligh, maka dengan izin Allah akan Anda dapati mereka tumbuh sebagai pelipur hati Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda........

Jadwal Sholat

Pondok Pesantren Al-Falak

Pondok Pesantren Al-Falak terletak di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Pondok Pesantren Al-Falak telah berdiri sejak tahun 1901 (atau mungkin sebelum itu...?) oleh Almaghfurlah KH.Tb.Muhammad Falak Abbas atau biasa dikenal dengan Abah Falak.
Karena pada saat itu, berdirinya sebuah pesantren selalu seiring dengan seorang tokoh ulama yang mulai berdakwah di daerah tempatnya tinggal dan sekitarnya.

Sedangkan menurut sejarah keluarga, bahwa KH.Tb.Muhammad Falak Abbas hijrah dari Sabi, Pandeglang ke Pagentongan pada tahun 1878 dan kemudian bermukim di Pagentongan ini.
Selanjutnya Abah Falak menikah dengan seorang putri Pagentongan yang bernama Siti Fatmah dan mempunyai seorang putra tunggal yang bernama Tb.Muhammad Thohir Falak yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Aceng.

Pada hari Rabu tanggal 8 Jumadil 'Akhir 1392 / 19 Juli 1972, Abah Falak berpulang ke Rahmatullah di usianya yang ke 130 tahun. Beliau di makamkan di belakang rumahnya, dan kini menjadi Pemakaman Bani Falak.
Sedangkan Bapak Aceng menyusul berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1976.
Pada tahun 1996, menyusul lagi putranya Bapak Aceng yaitu Almaghfurlah KH.Tb.Atung Zaini Dahlan, yang sangat memperhatikan keberadaan pondok pesantren Al-Falak.

Sekarang Pondok Pesantren Al-Falak dikelola oleh buyutnya (generasi IV) Abah Falak yang tinggal di Pagentongan, dan Pondok Pesantren Al-Falak tetap konsisten untuk membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang sangat islami, insya Allah.

ANTARA - Nasional