08 Juni 2008

Sikap PBNU atas Insiden Monas - tertanggal 04 Juni 2008

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sehubungan terjadinya insiden di Monas, Jakarta, yang kemudian berbuntut pada tuntutan pembubaran Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Habib Rizieq,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dengan ini menginstruksikan kepada seluruh jajaran kepenguruan NU di seluruh Indonesia untuk:

1. Menahan diri dan tidak melibatkan diri dalam konflik antara massa FPI dan kelompok Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang terjadi hari Minggu, 1 Juni 2008, karena hal itu tidak ada kaitannya dengan NU sebagai organisasi.

2. Waspada dan tidak terprovokasi oleh mereka yang sengaja mengumpankan warga NU bentrok dengan massa FPI, khususnya, dan warga masyarakat lain
pada umumnya. Penyelesaian terhadap kekerasan yang dilakukan oleh anggota FPI kita serahkan kepada pihak yang berwajib sesuai dengan ketentuan hukumyang berlaku.

3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon pertolongan-Nya agar rakyatdan bangsa Indonesia diselamatkan dari bahaya perpecahan dan diberikan
kemampuan untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan negaranya tanpa campur-tangan pihak lain.

4. Berkaitan dengan adanya anggota masyarakat warga NU yang mempunyai sudut pandang berbeda tentang Ahmadiyah, PBNU menegaskan bahwa ulama NU sudah menetapkan bahwa Ahmadiyah adalah menyimpang dari ajaran Islam. Masalah Ahmadiyah bukan soal kebebasan beragama dan berkeyakinan, tapi soal penodaan ajaran Islam. Kepada pemerintah, diharapkan untuk segera mengambil langkah-langkah hukum untuk mencegah timbulnya tindakan masyarakat yang anarkis.

Demikian instruksi PBNU untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya

Wallahhul muwafiq ila aqwamit thariq
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Jakarta, 29 Jumadil Awal 1429 H / 4 Juni 2008 M

Rais Syuriyah: Prof Dr KH Chotibul Umam
Ketua: Drs H Ahmad Bagdja
Sekretaris Jenderal: Dr H Endang Turmudi, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda........

Jadwal Sholat

Pondok Pesantren Al-Falak

Pondok Pesantren Al-Falak terletak di Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Pondok Pesantren Al-Falak telah berdiri sejak tahun 1901 (atau mungkin sebelum itu...?) oleh Almaghfurlah KH.Tb.Muhammad Falak Abbas atau biasa dikenal dengan Abah Falak.
Karena pada saat itu, berdirinya sebuah pesantren selalu seiring dengan seorang tokoh ulama yang mulai berdakwah di daerah tempatnya tinggal dan sekitarnya.

Sedangkan menurut sejarah keluarga, bahwa KH.Tb.Muhammad Falak Abbas hijrah dari Sabi, Pandeglang ke Pagentongan pada tahun 1878 dan kemudian bermukim di Pagentongan ini.
Selanjutnya Abah Falak menikah dengan seorang putri Pagentongan yang bernama Siti Fatmah dan mempunyai seorang putra tunggal yang bernama Tb.Muhammad Thohir Falak yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Aceng.

Pada hari Rabu tanggal 8 Jumadil 'Akhir 1392 / 19 Juli 1972, Abah Falak berpulang ke Rahmatullah di usianya yang ke 130 tahun. Beliau di makamkan di belakang rumahnya, dan kini menjadi Pemakaman Bani Falak.
Sedangkan Bapak Aceng menyusul berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1976.
Pada tahun 1996, menyusul lagi putranya Bapak Aceng yaitu Almaghfurlah KH.Tb.Atung Zaini Dahlan, yang sangat memperhatikan keberadaan pondok pesantren Al-Falak.

Sekarang Pondok Pesantren Al-Falak dikelola oleh buyutnya (generasi IV) Abah Falak yang tinggal di Pagentongan, dan Pondok Pesantren Al-Falak tetap konsisten untuk membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang sangat islami, insya Allah.

ANTARA - Nasional